Prestasi Timnas U-19 Bukan Sebuah Kebetulan
Di grup tersebut, Garuda Muda berhasil meraih hasil sempurna. Dari tiga laga yang dilakoni, skuad besutan Indra Sjafri tersebut tak sekali pun gagal meraih angka penuh. Pada laga pamungkas kontra Korsel yang notabene juara bertahan Piala Asia, Timnas U-19 berhasil mengakhiri laga dengan kemenangan 3-2.Timnas U-19 Indonesia menorehkan prestasi mentereng hanya dalam waktu satu bulan. Usai juara di Piala AFF 2013, akhir September lalu, Evan Dimas dkk berhasil menjadi yang terbaik di Grup G Kualfikasi Piala Asia U-19 2014 yang beranggotakan Korea Selatan, Filipina, dan Laos.
Patut dicermati, rentetan hasil yang didapat Garuda Muda bukanlah sebuah kebetulan. Bukan pula karena pada Piala AFF 2013 dan Kualifikasi Piala Asia, Indonesia bertindak sebagai tuan rumah. Performa moncer Evan Dimas dkk pada dua ajang tersebut murni kesolidan antarpemain, manajemen, staf pelatih, dan juga Indra Sjafri selaku pelatih kepala.
Mari kita runut satu per satu. Untuk mempersiapkan diri menuju Piala AFF 2013, Indra Sjafri sudi memutari Sabang sampai Merauke untuk mencari pemain-pemain berbakat serta punya teknik yang sesuai dengan kriteria permainannya. Kejadian di lapangan bisa terlihat. Indra terbukti tak asal memilih pemain untuk diterapkan pada pakem 4-3-3 kegemarannya. Dua pemain di sisi striker bukan sekadar winger yang dipaksakan untuk berperan sebagai inside forward. Agar maksimal, Indra akhirnya menemukan sosok Maldini Pali dan Ilham Udin yang bisa difungsikan sebagai tandem Muchlis Hadi di lini serang.
Setelah dirasa memiliki tim yang seusai dengan karakter permainan, Indra lantas membenahi sektor staf pelatih. Dia sadar, talenta pemain tak akan keluar secara maksimal jika tak didukung kondisi fisik serta mental bertanding yang baik. Untuk itu, Indra sengaja menggunakan mental coach, fisioterapi, serta penggunaan sport science untuk memulihkan kondisi fisik pemain. Lagi-lagi, upaya itu berbuah hasil manis. Meski dihadapkan pada jadwal padat, kinerja apik pelatih fisik membuat Evan Dimas dkk tak sekali pun nampak kelelahan. Peran mental coach tak kalah hebat. Berkat motivasi yang diberikan, mental skuad Garuda Muda jadi tak mudah melempem. Buktinya, ketika Korsel berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1, penggawa timnas U-19 tak lantas panik dan masih bisa konsentrasi mencari kemenangan.
Faktor ketiga adalah kemampuan Indra untuk melihat kekuatan lawan secara jeli. Korsel memang tim hebat. Tapi mereka pun punya kelemahan. Hebatnya, Indra secara akurat bisa melihat kejelian tersebut. Dia seolah tahu, para defender Korsel yang rata-rata bertubuh jangkung lemah dalam hal kecepatan. Ketika latihan jelang lawan Korsel, Jumat (11/10), pelatih asal Sumatera Barat itu fokus melatih Indonesia U-19 dengan permainan dari sisi lapangan dan skema mencetak gol melalui umpan tarik. "Saya sudah mengamati permainan Korsel. Mereka terlihat mengalami penurunan ketika melawan Laos. Saat kontra Filipina, mereka sangat hebat," kata Indra.
Suporter di SUGBK maupun yang menyaksikan lewat layar kaca akhirnya melihat secara langsung buah dari kejelian Indra. Tiga gol yang merobek gawang Korsel diciptakan persis seperti yang sudah dirancang sejak awal. Menyerang dari sisi lapangan dan mengirim umpan tarik ke daerah kotak penalti.
Perencanaan yang baik akan membuahkan hasil yang baik pula. Timnas U-19 Indonesia sudah membuktikan hal itu. Jika sejak dini sudah melakukan persiapan secara matang, rasanya suporter di Tanah Air akan kembali bersorak gembira saat Timnas U-19 berlaga di Piala Asia U-19 2014 mendatang.
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar